Perundungan telah menjadi hal yang kerap kali terjadi di dunia pendidikan. Pendidikan yang semestinya menjadi tempat untuk membangun karakter menjadi tempat untuk menghancurkan karakter seseorang.
Oleh: Arief Setyawan
Perundungan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan sengaja dengan tujuan untuk melukai dan mengakibatkan ketidaknyamanan kepada orang lain.
Biasanya perundungan dilakukan secara berkelompok, kelompok yang melakukan perundungan adalah kelompok yang lebih tinggi stratifikasi sosialnya dibandingkan sang korban.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seorang anak (gen z) melakukan tindakan perundungan, faktor-faktor tersebut dapat berupa pola asuh orang tua yang tidak baik, cemburu dan ingin diterima dalam pergaulan teman sebaya, pengaruh dari tontonan, games, dan juga teman, dan juga ingin mendominasi orang lain atau melampiaskan amarah yang terjadi dalam dirinya kepada orang lain.
Dari berbagai faktor tersebut, fakta di lapangan menyatakan bahwa anak yang melakukan tindak perundungan adalah anak yang tidak dapat mengontrol emosinya dan anak yang tumbuh besar dengan pola asuh yang tidak baik.
Perundungan sendiri terbagi menjadi empat jenis perundungan.
1. Perundungan secara Fisik.
Perundungan yang dilakukan secara fisik biasanya meninggalkan bekas luka di bagian tubuh korbannya, seperti memar, luka berdarah, bengkak, dan lain semacamnya. Adapun beberapa contoh tindakan bullying yang dilakukan secara fisik adalah memukul, menendang, menjegal, mencubit, atau mendorong seseorang.
Selain melukai tubuh korbannya, perusakan barang kepemilikannya juga termasuk jenis bullying fisik yang dilakukan secara tidak langsung. Sebagai contoh, merusak peralatan belajarnya atau mencoret-coret tas dan mainan seseorang untuk melampiaskan rasa kesal.
2. Perundungan secara Verbal.
Tindakan bullying yang dilakukan secara lisan ini adalah seperti menghina, mengejek, dan mengolok orang lain. Meskipun tidak meninggalkan luka yang terlihat secara fisik, bullying lisan ini merupakan jenis pelecehan yang ditargetkan, alhasil dapat berujung pada tindakan kekerasan fisik.
Bagi sebagian orang, bullying verbal dinilai lebih berbahaya daripada bullying fisik karena tipe bullying ini dapat menghancurkan harga diri dan citra diri korban.
Kata-kata menyakitkan yang ditujukan kepada korban bisa membekas di hati dalam waktu yang lama dan memengaruhi kesehatan jiwanya.