Mjnews.id – Anggota Komisi II DPR RI, Guspardi Gaus menilai wacana duet Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Zulkifli Hasan dalam kontestasi Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 sebagai poros ke empat merupakan sebuah terobosan yang rasional.
Menurutnya, semakin banyak calon pasangan capres-cawapres, bersamanya juga akan berbanding lurus dengan semakin memperkaya gagasan yang dihasilkan mengenai visi dan agenda kebangsaan.
“Ibarat pepatah, lain lubuk lain airnya, lain pula ikannya. Lain orang lain pemikiran, lain pula idenya dan gagasannya,” ujar Guspardi, Minggu (28/5/2023).
Sehingga, ungkap Guspardi, duet ketua umum partai berlambang pohon beringin dan matahari putih itu bisa jadi alternatif baru yang bisa dipertimbangkan rakyat.
“Semakin banyak pasangan, semakin banyak gagasan, semakin beragam pula alternatif rakyat punya pilihan,” ungkap Politisi PAN itu
Legislator asal Sumatera Barat II ini mengemukakan, skenario poros ke empat itu muncul karena keduanya dijagokan maju lantaran PAN dan Golkar bisa mendaftarkan capres dan cawapres sendiri usai mengantongi 22,43 persen atau telah melewati syarat ambang batas Presidential Threshold 20 persen dari jumlah kursi DPR.
Namun begitu, wacana menduetkan Pak Zulhas dengan Pak Airlangga tentunya akan terus dikaji dengan matang. Karena PAN juga masih mempunyai alternatif mendukung Prabowo maupun mendukung Ganjar serta bisa juga memasangkan Airlangga – Zulhas.
Di samping itu, lanjutnya, kedua tokoh tersebut juga dinilai punya pengalaman yang mumpuni dalam konteks penyelenggaraan negara.
“Zulhas merupakan ketua umum partai, berpengalaman panjang sebagai anggota DPRRI serta beberapa kali menjadi menteri, dan bahkan ketua MPR RI sehingga layak disebut politisi kawakan dengan rekam jejak yang mumpuni. Begitu juga Pak Airlangga track recordnya tak kalah mentereng,” ungkap pak Gaus ini.
Dengan demikian, lanjut Guspardi, jika keduanya berduet, maka memang sudah sepantasnya didukung dan diberikan apresiasi. Strategi koalisi pilpres seperti ini dengan poros baru keempat akan membuat kemungkinan pilpres satu putaran sulit terjadi. Dan kontestasi pesta demokrasi akan lebih bemakna dengan saling melahirkan dan memproduksi ide dan gagasan yang bernas untuk kemajuan berbangsa dan bernegara serta akan meningkatkan kualitas demokrasi itu sendiri, pungkas anggota Baleg DPR RI tersebut.
(***)