mjnews.id - Dalam rentang waktu, hampir satu tahun. Pascapandemi melanda kota ini. Pemerintah Kota (Pemko) Padang Panjang sudah menyalurkan Bantuan Sosial Tunai (BST) tahap 5 kepada 2.949 Kepala Keluarga (KK) bagi warga terdampak Covid-19.
Program ini, merupakan rangkaian dari sejumlah strategi pemulihan ekonomi untuk mengangkat daya beli masyarakat yang cenderung melemah dalam beberapa bulan belakangan
Berdasarkan data dari Dinas Sosial PPKB PPPA, hingga 30 Desember 2020, terdapat 2.949 KK yang sudah menerima BST tahap 5 ini. Hal ini, dikatakan Kadis Kominfo, Ampera Salim menjawab MJNews di ruang kerjanya, Jumat (15/1/2021).
Berdasarkan data yang dirilis PPKBP3A, Kelurahan Kampung Manggis merupakan daerah penerima bantuan paling banyak dana BST dengan total 484 KK penerima. Sedangkan, Koto Katik merupakan kelurahan yang paling sedikit menerima bantuan dengan total 54 KK penerima.
Bantuan ini, disalurkan secara bertahap dalam bentuk tunai dan transfer dari tanggal 18-30 Desember 2020. Dalam proses penyalurannya, Pemko menggandeng Bank Nagari sebagai mitra pembayaran kepada penerima bantuan. "Hal ini sebagai bentuk transparansi pemerintah sehingga bantuan yang disalurkan diterima sesuai dengan aturan yang berlaku," ujar Ampera Salim.
Secara nilai, jumlah BST yang disalurkan pada tahap II ini Rp 2.654.100.000. Tentunya, bantuan ini akan berdampak positif untuk terus memutar roda ekonomi di Kota Serambi Mekkah.
Pemerintah daerah, berkomitmen penuh untuk menjaga stabilitas ekonomi di Kota Padang Panjang di masa pandemi. Program BST tahap 5 merupakan salah satu rangkaian program bantuan yang dilaksanakan untuk terus menjaga perekonomian di masa pandemi.
Ampera Salim mengatakan, dengan dimulainya proses vaksinasi secara serentak, kita tentunya sangat optimis perekonomian di kota kecil ini akan kembali pulih seperti sedia kala.
Artinya, gerak dan langkah masyarakat tidak lagi dibatasi dalam mengayuh biduk ekonominya. Selama ini, masa PSBB diberlakukan gerak masyarakat sangat dibatasi. Pasar, sebagai sentra ekonomi masyarakat ditutup. Dengan demikian, tentu sangat berpengaruh pada ekinomi masyarakat yang menggantungkan hidupnya di pasar.
Pascaditerapkannya Perda Adaptasi Kebiasaan Baru, pelan-pelan ekonomi masyarakat mulai tumbuh dan menggeliat. Pasar, yang dulu tutup sekarang sudah beraktifitas bagai sedia kala. Namun, tetap dengan pengawasan dan menerapkan protokol kesehatan. "Penjual dan pembeli harus pakai masker bila berinteraksi dipasar, dengan menjaga jarak dan mencuci tangan," pungkasnya.
Sementara itu di tempat terpisah, Kepala Dinas PPKBP3A, Osman Bin Nur mengatakan, selama ini penyaluran BLT yang sudah kita lakukan berjalan sesuai aturan dan berjalan lancar. Bila, ada riak riak dilapangan masih dapat diatasi.
"Begitu juga dengan mitra kita, BRI dan Bank Nagari ditunjuk pemerintah sebagai tempat pencairan dana BST selama ini berjalan dengan baik dan memenuhi espektasi sebagai Bank yang sudah malang melintang dalam urusan keuangan," ujar Osman.
(Maison Pisano)